5 Tips Menulis Posting Blog Kontroversial yang Tidak Bumerang

January 12, 2020

Ingat ketika influencer fitness itu bilang kardio itu sia-sia dan kehilangan 100 ribu followers dalam semalam? Ya, itu yang terjadi kalau kamu salah bikin konten kontroversial. Tapi kalau berhasil? Wah, traffic-nya gila-gilaan.

Aku nggak akan pura-pura belum pernah gagal dalam hal ini. Pernah posting opini pedas tentang penalti Google yang kebanyakan cuma mitos di tahun 2018. Dikritik habis-habisan. Ternyata timing itu penting ketika kamu mau membantah kepercayaan suci industri.

Tapi aku juga pernah menerbitkan hal yang bikin orang beneran marah tapi tetap berterima kasih nanti. Seperti artikel tentang PBN yang lebih aman daripada guest posting (masih yakin dengan yang itu). Triknya bukan menghindari kemarahan - tapi menyalurkannya secara produktif.

1. Pastikan kamu benar-benar bisa memenangkan argumen

Menulis “WordPress jelek” itu gampang. Membackup-nya ketika 40% web berjalan di atasnya? Semoga beruntung dengan section komentar itu.

Pilih pertarungan di mana kamu punya bukti. Data nyata, bukan cuma opini. Aku menulis artikel yang mengklaim sebagian besar audit SEO itu teater yang nggak berguna. Bisa jadi bunuh diri karier. Tapi aku punya spreadsheet dari 47 audit klien yang menunjukkan rekomendasi mana yang benar-benar menggerakkan ranking. Susah membantah bukti.

Konten kontroversial terburuk adalah ketika kamu jelas salah tapi terlalu keras kepala untuk mengakuinya. Internet nggak pernah lupa hal seperti itu.

2. Jangan menyerang yang lemah

Menyerang newbie atau pemain kecil membuatmu terlihat picik. Tantang yang besar, kebijaksanaan yang diterima, hal “semua orang tahu” yang sebenarnya belum pernah ada yang tes.

Menyebut nama agensi kecil secara spesifik? Tindakan brengsek. Mempertanyakan apakah metrik DA Moz lebih banyak merugikan daripada menguntungkan? Itu wajar - mereka cukup besar untuk menangani kritik.

Plus menyerang ke atas membuat kamu diperhatikan orang yang penting. Serang ke bawah dan kamu cuma terlihat pahit.

3. Berikan orang jalan keluar

Nggak ada yang mengubah pikiran mereka ketika kamu bilang mereka idiot. Meskipun memang begitu.

Frame seperti “Ini bekerja lebih baik di sebagian besar kasus” bukan “Siapa pun yang melakukan X itu bodoh.” Berikan ruang untuk kasus khusus dan pengecualian. Tujuannya adalah memulai percakapan, bukan perang suci.

Artikel kontroversial terbaik yang pernah kutulis adalah “Mengapa Sebagian Besar Template Outreach Link Building Menjamin Kegagalan.” Alih-alih menyerang orang yang menggunakan template, aku menunjukkan mengapa personalisasi mengalahkan otomasi. Pesan sama, framing berbeda. Satu memulai pertarungan, yang lain memulai diskusi.

4. Timing ketika orang sudah kesal

Tepat setelah Google melakukan sesuatu yang bodoh? Timing sempurna untuk teori algo kontroversial itu. Situs besar kena penalti? Waktu yang tepat untuk diskusi apakah mereka pantas mendapatkannya.

Manfaatkan gelombang frustrasi yang sudah ada. Jangan coba menciptakannya dari nol.

Menerbitkan artikel tentang personalitas SEO Twitter yang toxic tepat setelah drama besar terjadi. 50 ribu views dalam tiga hari karena semua orang sudah panas soal topik itu. Artikel yang sama sebulan kemudian mungkin nggak dapat perhatian.

5. Siapkan pertahanan SEBELUM publish

Komentar akan datang. Mob Twitter mungkin muncul. Bahkan mungkin ancaman hukum kalau kamu cukup pedas.

Sebelum tekan publish:

  • Screenshot semua yang kamu rujuk (orang hapus tweet)
  • Siapkan data follow-up untuk counter-argument yang jelas
  • Ketahui batas hukummu (terutama dengan perbandingan)
  • Tentukan strategi mundurmu kalau kamu salah

Belajar ini setelah menuduh sebuah tool memalsukan data. Mereka ancam pengacara. Beruntung aku punya buktinya, tapi itu minggu yang penuh stress.

Lihat, konten kontroversial itu bermain dengan api. Kadang kamu terbakar. Aku pernah punya post yang merusak hubungan klien, memicu review bomb, bahkan pernah di-SWAT sekali (nggak rekomen).

Tapi konten vanila diabaikan. Dan konten yang diabaikan nggak menghasilkan uang sama sekali.

Cuma ingat - ada kontroversial yang cerdas dan kontroversial yang bodoh. Yang cerdas menantang ide dengan bukti. Yang bodoh menantang orang dengan hinaan. Tentukan mana yang kamu tulis sebelum tekan publish.